Tanda dan Gejala HIV pada Perempuan, Yuk Kenali! HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh, khususnya sel T CD4, yang berperan penting dalam melawan infeksi. HIV dapat berkembang menjadi AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) jika tidak ditangani dengan baik. Gejala HIV pada perempuan mungkin berbeda dibandingkan dengan laki-laki, terutama pada tahap awal infeksi. Memahami tanda dan gejala HIV sangat penting untuk deteksi dini dan pengobatan yang efektif. 1. Gejala HIV pada Tahap Awal Pada tahap awal infeksi HIV, yang sering disebut sebagai infeksi akut HIV atau serokonversi, perempuan dapat mengalami gejala yang mirip dengan flu atau infeksi virus lainnya. Ini terjadi dalam 2-4 minggu setelah terpapar virus dan bisa berlangsung selama beberapa minggu. Gejala-gejala tersebut meliputi: Demam: Salah satu gejala paling umum dari infeksi HIV pada perempuan adalah demam yang berlangsung beberapa hari. Sakit Tenggorokan: Banyak perempuan yang mengalami sakit tenggorokan atau radang tenggorokan yang mirip dengan gejala flu. Nyeri Otot dan Sendi: Rasa nyeri pada otot dan sendi (myalgia) sering terjadi pada tahap awal infeksi HIV. Ruam Kulit: Ruam kulit yang bisa muncul di berbagai bagian tubuh, seperti wajah, dada, atau punggung, adalah gejala lain yang umum pada infeksi HIV. Kelenjar Getah Bening Membengkak: Kelenjar getah bening di leher, ketiak, atau selangkangan bisa membesar dan terasa nyeri. Kelelahan: Perempuan sering melaporkan kelelahan yang parah, yang bisa berlangsung cukup lama. Mual dan Muntah: Beberapa perempuan juga mengalami mual dan muntah yang berkelanjutan. Gejala-gejala ini biasanya berlangsung selama beberapa minggu dan sering kali hilang dengan sendirinya. Hal ini bisa menyebabkan seseorang merasa sembuh, meskipun virus masih ada dalam tubuh dan dapat berkembang lebih lanjut. 2. Gejala HIV pada Tahap Kronis Setelah fase infeksi akut, HIV masuk ke tahap laten atau kronis, di mana virus masih ada dalam tubuh tetapi gejala-gejala yang tampak mungkin tidak terlalu jelas. Namun, jika tidak diobati, HIV dapat terus merusak sistem kekebalan tubuh secara bertahap. Beberapa gejala yang mungkin muncul pada tahap ini antara lain: Penurunan Berat Badan: Perempuan dengan HIV dapat mengalami penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan, yang sering kali disertai dengan kehilangan nafsu makan. Infeksi Berulang: Karena sistem kekebalan tubuh melemah, perempuan lebih rentan terhadap infeksi berulang, seperti infeksi jamur (kandidiasis), sariawan, atau infeksi saluran kemih. Perubahan pada Menstruasi: Beberapa perempuan dengan HIV mungkin mengalami perubahan dalam siklus menstruasi mereka, seperti periode yang tidak teratur atau amenore (tidak menstruasi). 3. Gejala HIV pada Tahap AIDS Jika HIV tidak diobati, virus akan berkembang menjadi AIDS, tahap akhir dari infeksi HIV. Pada tahap ini, sistem kekebalan tubuh sangat melemah dan tubuh menjadi sangat rentan terhadap infeksi oportunistik (infeksi yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh sudah lemah). Beberapa gejala khas pada tahap AIDS antara lain: Demam Kronis: Demam yang berlangsung lebih dari beberapa minggu dan tidak dapat dijelaskan, sering disertai dengan keringat malam. Pembengkakan Kelenjar Getah Bening: Pembengkakan kelenjar getah bening yang tidak hilang dalam jangka waktu yang lama, terutama di leher, ketiak, atau selangkangan. Batuk dan Sesak Napas: Infeksi paru-paru seperti pneumonia atau tuberculosis bisa menyebabkan batuk kronis dan sesak napas. Ruam Kulit dan Lesi: Ruam kulit yang tidak sembuh atau lesi yang muncul pada kulit, mulut, atau alat kelamin, sering disebabkan oleh infeksi jamur atau bakteri. Kelemahan dan Kelelahan Ekstrem: Kelelahan yang parah, bahkan untuk aktivitas sehari-hari, dapat menjadi tanda bahwa sistem kekebalan tubuh sudah sangat terpengaruh. Infeksi Jamur di Alat Kelamin: Infeksi jamur yang sering menyerang vagina atau alat kelamin perempuan juga dapat menjadi tanda bahwa sistem imun tubuh telah melemah. Penyakit Paru-paru: Infeksi paru-paru yang terjadi secara berulang dapat menjadi indikasi bahwa tubuh tidak mampu melawan patogen dengan baik. 4. Perbedaan Gejala pada Perempuan dan Laki-Laki Gejala HIV pada perempuan bisa berbeda dengan laki-laki, baik dalam hal intensitas maupun jenis gejalanya. Misalnya, perempuan lebih cenderung mengalami infeksi genital atau sariawan yang lebih sering, serta lebih mungkin mengalami perubahan hormon, seperti gangguan menstruasi. Selain itu, beberapa gejala, seperti pembengkakan kelenjar getah bening atau kelelahan, mungkin lebih menonjol pada perempuan. 5. Pentingnya Deteksi Dini Penting untuk melakukan tes HIV secara rutin, terutama jika Anda memiliki risiko tinggi terinfeksi virus ini, seperti memiliki pasangan dengan HIV, menggunakan jarum suntik secara bergantian, atau berhubungan seks tanpa perlindungan. Deteksi dini memungkinkan pengobatan yang lebih cepat dan mencegah perkembangan HIV menjadi AIDS.